Ciri khas bali bukan hanya pada wisata alamnya yang memukau saja. Bali yang begitu dikenal oleh penjuru dunia memang memiliki alam yang sangat cantik, mulai dari pesona bawah lautnya, pantai, danau, air terjun, persawahan, hingga kawasan pegunungan.
Tetapi bukan hanya itu saja, Bali memiliki hal lain yang tidak kalah mempesona yaitu makanan, budaya, dan keberagamannya. Bagi siapapun yang sudah mengunjungi Bali, pasti akan menjadi momen yang sulit untuk terlupakan.
Kali ini Pia Agung Bali akan membahas ciri khas dari Pulau Bali, atau yang biasa disebut juga Pulau Dewata. Selamat membaca!
Makanan Khas Pulau Bali
Apabila sebelumnya kalian sudah pernah mencoba beberapa makanan khas bali, pasti kalian akan sadar bahwa cita rasa pedas hampir selalu ada di setiap masakannya. Cita rasa pedas ini ada karena bahan dasar bumbu dan rempah yang khas dari masakan bali.
Beberapa makanan khas bali seperti babi guling, ayam betutu, rujak kuah pindang, lawar, dan tipat cantok rata-rata memiliki cita rasa yang pedas. Bisa karena penambahan sambal atau memang sudah menjadi bahan dasar olahannya.
Bagi yang tidak menyukai makanan pedas, kamu bisa mencoba pia khas bali yang memiliki cita rasa manis, asin, dan gurih. Wisatawan biasa menjadikan pia sebagai oleh-oleh khas dari bali. Kamu bisa mendapatkan pia yang otentik khas bali di Pia Agung Bali.
Umumnya Pia memiliki varian rasa coklat dan keju. Tetapi, di Pia Agung Bali kamu bisa memilih lebih banyak varian rasa seperti durian, coklat, keju, cream cheese, coklat keju, kacang hijau, tiramisu, dan cappuccino. Bagi Pecinta durian, pastikan kamu mencoba varian duriannya.
Ciri Khas Keberagaman Budaya Bali
Pulau Bali memiliki beragam budaya yang sangat menarik untuk kita pelajari. Ciri khas bali yang mungkin kalian tahu adalah hari raya nyepi. Selain nyepi, masih banyak budaya bali yang lain seperti pakaian adat, rumah adat, subak, musik, tarian, dan upacara adat.
Hari Raya Nyepi
Hari raya nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Saka dalam kalender bali. Berbeda dari hari raya lain, Keunikan dari hari raya nyepi ialah perayaannya yang dilakukan dalam kesunyian.
Pada hari raya nyepi segala aktivitas diberhentikan, baik itu transportasi darat, laut, dan udara. Kegiatan pariwisata, pendidikan, dan profesi juga dihentikan. Satu-satunya yang masih diizinkan untuk beroperasi selama 24 jam hanyalah kegiatan rumah sakit.
Sebelum nyepi biasanya diadakan ritual melasti, yaitu prosesi pembersihan dan penyucian yang dilaksanakan dengan membawa patung dewa ke laut atau sumber air guna membersihkan diri secara spiritual dan fisik.
Malam sebelum nyepi juga terdapat kegiatan ogoh-ogoh yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ogoh-ogoh merupakan tradisi mengarak boneka raksasa berkeliling desa sambil diiringi oleh gamelan bali.
Baca juga: Bekal Piknik ke Pantai yang Wajib dibawa untuk Camilan!
Pakaian Adat Bali
Pasti kalian sudah tidak asing dengan foto masyarakat bali yang mengenakan baju kebaya. Kebaya bali merupakan pakaian adat yang terdiri dari blus transparan dan dipadukan dengan kain jarik atau cepuk.
Selain kebaya bali, laki-laki di Bali juga memiliki pakaian adat yang biasa disebut “udeng”. Udeng merupakan ikat kepala pria yang dibuat dengan teknik ikatan khusus sehingga menciptakan bentuk yang khas.
Dalam aktivitas sehari-hari, perempuan di Bali juga biasa mengenakan sehelai selendang yang disebut “tengkuluk” atau “kancrik”. Beberapa perempuan di Bali juga biasa menghias dirinya dengan bunga yang diselipkan di rambut, sedangkan pria biasa menyelipkannya di daun telinga.
Rumah Adat Bali
Saat berkunjung ke Bali, pasti kalian akan sering menemukan rumah adat bali disepanjang jalan. Arsitektur bangunan khas bali ini disebut “Triangga” yang memiliki konsep hulu, badan, dan kaki.
Setiap rumah adat bali memiliki nilai seni yang berbeda-beda sesuai dengan maknanya masing-masing. Bentuk dan fungsi bangunannya melambangkan kekuatan dari masyarakat lokal. Yaitu arah delapan penjuru angin dalam tata waktu yang disebut astawara Sri-Indra-Guru-Yama-Rudra-Brahma-Kala-Uma.
Saat akan membangun rumah adat, masyarakat bali mengutamakan arah-arah tertentu sesuai kepercayaan mereka. Hal tersebut yang membuat setiap rumah adat memiliki keunikan tersendiri.
Misal ke arah timur yang berarti kelahiran dan kebaikan (kangin), arah barat kematian atau kejahatan (kauh), arah laut dianggap arah alam neraka (kelod), dan arah gunung yang dianggap arah alam maya (kaja).
Sistem Pengairan Subak
Subak merupakan sistem pengairan khas bali yang menyangkut sosial-pertanian-keagamaan. Sistem subak lahir dari semangat gotong royong masyarakat bali memperoleh air dengan tujuan menghasilkan tanaman pangan.
Beberapa penelitian menyebut sistem irigasi dari subak mencerminkan Tri Hita Karana (THK). THK memiliki konsep untuk menjaga hubungan yang harmonis antara Tuhan, manusia, dan alam. THK mengajarkan untuk setiap makhluk hidup bisa hidup bahagia, aman, tentram lahir dan batin.
Musik Khas Bali
Musik khas bali memang sudah tidak asing di telinga kita. Saat kita mendengar lantunan musiknya, pasti kita menyadari bahwa itu lantunan musik khas bali. Gabungan alat musik yang dipakai pada musik khas bali memang tidak jauh berbeda seperti daerah lain.
Alat-alat musik yang dimainkan seperti gong gede, kendang, gamelan, saron, dan lain-lain. Teknik dalam menabuhnya yang membuat musik khas bali berbeda dari daerah lain. Musik khas bali biasa dimainkan untuk pertunjukan seni, upacara keagamaan, dan pengiring tarian.
Tarian Bali
Seni tari dari Bali dibagi menjadi 3 kelompok yaitu tari untuk hiburan wisatawan (balih-balihan), tari untuk upacara (bebali), dan tari pertunjukan sakral (wali). Tari Kecak adalah salah satu tarian khas bali yang banyak orang tahu.
Tari Kecak dikembangkan pada tahun 1930an, yang terinspirasi dari ritual-ritual tradisional keagamaan di Bali dan cerita Ramayana. Tarian ini mengilustrasikan pertempuran dalam cerita Ramayana dengan gerakan tarian yang energik dan dinamis.
Upacara Adat
Beberapa upacara adat yang dilaksanakan masyarakat bali yakni Upacara Ngaben, Hari Raya Saraswati, Upacara Melasti, Upacara Metatah, Hari Raya Galungan, Upacara Tumpek Landep, dan Upacara Ngerupuk.
Upacara Ngaben
merupakan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal. Upacara pembakaran jenazah ini melibatkan partisipasi yang luas dari komunitas, tetangga, dan keluarga.
Hari Raya Saraswati
Merupakan perayaan atas turunnya ilmu pengetahuan ke bumi. Dalam perayaan ini umat Hindu Bali mengagungkan Dewi Saraswati yang membawa ilmu pengetahuan ke bumi sehingga makhluk di dunia menjadi pintar dan terpelajar.
Hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti kitab dan buku didoakan, serta biasanya terdapat penampilan pentas tari dan pembacaan cerita pada Hari Raya Saraswati.
Upacara Melasti
Bertujuan untuk menyucikan diri dan benda sakral yang terdapat di Pura. Pada upacara ini masyarakat beramai-ramai mengunjungi sumber air seperti laut, danau, atau mata air mengenakan pakaian putih. Sambil membawa perlengkapan persembahyangan, masyarakat bali memanggul pratima untuk dibersihkan secara sekala dan niskala.
Upacara Metatah
Bertujuan untuk menghilangkan nafsu buruk seperti marah, kecemburuan, keserakahan, dan sebagainya. Metatah dilakukan dengan mengikis 6 buah gigi taring anak yang mulai memasuki masa remaja. Upacara Metatah dikenal juga sebagai Mesuguh atau Mepandes.
Hari Raya Galungan
Merupakan perayaan kemenangan melawan kejahatan. Selain itu, Galungan juga memperingati hari terciptanya alam semesta beserta isinya. Hari Raya Galungan dirayakan setiap 210 hari dalam perhitungan kalender bali, dan rangkaian acaranya sudah berlangsung sejak 25 hari sebelum hari-H.
Upacara Tumpek Landep
Merupakan kegiatan menyucikan peralatan dan senjata yang dimiliki masyarakat Bali. Penyucian dilakukan dengan sesaji dan doa-doa yang dipimpin oleh pemuka adat di Pura yang dianggap sakral. Harapannya peralatan dan senjata yang telah disucikan akan memberikan keberkahan bagi pemiliknya.
Upacara Ngerupuk
Bertujuan untuk mengusir Bhuta Kala supaya tidak mengganggu manusia saat melakukan brata penyepian. Upacara ini dilakukan satu hari sebelum Hari Raya Nyepi. Ritual dilaksanakan dengan mengobori rumah, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul-mukul benda hingga menimbulkan suara gaduh.
Baca juga: Rahasia Liburan Tak Terlupakan di Bali: 7 Tips Penting!
Ciri khas Bali yang begitu beragam sangat menarik untuk kita ketahui. Tidak hanya alamnya yang cantik, tapi juga warisan kuliner dan budaya lokal setempat yang masih lestari hingga saat ini. Tidak heran jika Bali menjadi objek wisata yang dikenal oleh mancanegara.