Sesajen atau banten merupakan salah satu sarana upacara yang biasa digunakan masyarakat umat Hindu di Indonesia. Khususnya masyarakat Hindu di Bali yang kesehariannya tidak bisa lepas dari banten. Banten selalu ada sebagai upakara di setiap upacara adat atau kegiatan acara-acara formal di Bali.
Upakara sendiri merupakan persembahan suci kepada Sang Pencipta yang berasal dari kreativitas tangan. Tidak mengherankan jika banten selalu punya bentuk yang menarik, karena memang diperlukan usaha dalam pembuatannya sebelum dihaturkan kepada Sang Pencipta.
Unsur Sesajen atau Banten
Pembuatan sesajen atau banten tersusun dari beberapa bahan yang akan membentuk unsur pokok banten. Nantinya bahan-bahan tersebut yang akan menjadi persembahan bagi Sang Pencipta. Bahan-bahan dan unsur tersebut diantaranya:
- Unsur Mataya, merupakan bahan banten yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti, bunga, daun, buah, dan bagian lainnya.
- Unsur Maharya, yaitu bahan banten yang berasal dari sesuatu yang dilahirkan. Biasanya digunakan hewan babi, kambing, dan lain-lain.
- Unsur Mantiga, bahan banten yang satu ini menggunakan bahan yang berasal dari telur seperti telur ayam dan yang lainnya.
- Api dalam bentuk dupa.
- Angin dalam bentuk asap yang harum.
- Logam seperti besi, tembaga, timah, perak, dan sebagainya.
- Cairan atau air, terdapat lima jenis zat cair untuk banten yang disebut dengan Panca Amerta. Kelima zat cair tersebut berasal dari:
- Buah-buahan, biasanya digunakan berem.
- Jasad atau sarira, biasanya digunakan susu.
- Sari bunga, biasanya digunakan madu.
- Tanah atau bumi, biasanya digunakan air jernih.
- Uap, biasanya digunakan arak.
Baca juga: Makna Ngembak Geni, Tradisi Penutup Rangkaian Nyepi
Fungsi dari Sesajen atau Banten
Dibuatnya sesajen atau banten memiliki beberapa fungsi dan tujuannya masing-masing. Berikut beberapa fungsi dibuatnya banten diantaranya:
- Pertama, banten memiliki fungsi sebagai simbolis Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala manifestasi Nya. Seperti prayascita sebagai simbol Dewa Siwa, byakala simbol dari Dewa Brahma, dan durmenggala yang merupakan simbol dari Dewa Wisnu. Selain itu, sebagai wujud rasa syukur atas anugerah, perlindungan, dan kehidupan bagi umat manusia dan alam semesta.
- Kedua, berfungsi sebagai bentuk usaha untuk menyeimbangkan alam semesta. Seperti menetralisir gangguan dari Bhuta Kala atau sifat-sifat buruk manusia.
- Ketiga, tentunya berfungsi sebagai persembahan, misalnya banten ajengan, tipat kelanan, atau gebogan.
- Keempat, fungsi selanjutnya sebagai sarana permohonan. Seperti sida lungguh, sesayut tulus ayu, dan yang lainnya.
- Kelima, sebagai sarana penyucian, misalnya banten durmanggala, byakala, prayascita, dan yang lainnya.
Makna Sesajen atau Banten
Didalam lontar yadnya prakerti disebutkan banten atau bebantenan memiliki makna sebagai simbol diri kita sendiri. Maka dari itu, terdapat beberapa banten yang menyimbolkan:
- Kaki, disimbolkan dengan banten segehan atau caru
- Puser, disimbolkan dengan banten dapetan
- Perut, disimbolkan dengan banten sesayut
- Dada kanan, disimbolkan dengan banten peras
- Dada kiri, disimbolkan dengan banten pengambean
- Tangan, disimbolkan dengan banten jerimpen
- Kepala, disimbolkan dengan banten pejati, daksina, atau suci
Jenis Tingkatan Banten
Sesajen atau banten yang dipakai oleh umat Hindu bisa sangat beragam, hal tersebut karena banten terdiri atas beberapa tingkatan. Tetapi yang terpenting dari setiap tingkatan adalah ketulusan hati dalam mempersembahkan banten sebagai sarana upacara. Beberapa tingkatan banten tersebut diantaranya:
- Tingkat nista, merupakan banten yang paling sederhana. Banten tingkat nista bisa dibagi lagi menjadi nistaning nista, madyaning nista, dan utamaning nista.
- Tingkat madya, banten ini lebih tinggi dari tingkatan nista dan dapat dibagi lagi menjadi nistaning madya, madyaning madya, dan utamaning madya.
- Tingkat utama, dapat dibagi lagi menjadi nistaning utama, madyaning utama, dan utamaning utama.
Baca juga: 9 Fakta Unik Hari Raya Nyepi yang Menginspirasi Dunia!
Makna sesajen banten di dalam lontar yadnya prakerti yaitu simbolik dari diri kita sendiri. Banten juga memiliki beberapa tingkatan dan fungsi seperti persembahan, sarana upacara, sarana permohonan, dan beberapa fungsi lainnya.
Artikel-artikel menarik lainnya bisa kamu akses melalui website piaagungbali.com. Pastikan juga kamu mengunjungi outlet Pia Agung Bali dan rasakan sendiri kenikmatan oleh-oleh pia khas bali!