Desa wisata di Bali jadi salah satu objek wisata yang banyak jadi tujuan kunjungan para pelancong. Budayanya yang tidak tergerus zaman membuat adat istiadat masyarakat desa di Bali masih tetap lestari. Tidak heran jika turis lokal maupun internasional sampai terkagum-kagum dengan orisinalitas budaya masyarakat Bali yang terus terjaga.
Di Bali, desa adat atau desa wisata dikelola dengan norma-norma kepercayaan Hindu. Sebelum kamu berkunjung ke Bali, kamu bisa sedikit mencari tahu budaya dan norma yang ada di Bali supaya tidak “culture shock”. Berikut Pia Agung Bali telah merangkumnya untuk kamu, beberapa desa wisata di Bali yang bisa jadi tempat rehat kamu dari hiruk pikuk perkotaan.
Baca juga: 45 Tempat Nongkrong di Bali: Instagrammable dan Hits!
1. Desa Ubud
Pernah masuk kedalam lima besar desa terbaik di dunia pada tahun 2021 versi Travel and Leisure. Desa Wisata Ubud memang sering jadi tujuan utama wisatawan saat liburan ke Bali. Bukan tanpa alasan, pemandangan alam yang cantik dan kekayaan seni budayanya memikat para pelancong untuk berkunjung.
Di Ubud kamu bisa menemukan banyak destinasi wisata menarik seperti Monkey Forest dan Pura Tanah Lot. Selain itu, kamu juga bersantai di beach club atau kafe-kafe instagrammable dan hits yang ada di Ubud. Biasanya wisatawan datang ke Ubud untuk mencari ketenangan.
2. Desa Wisata Trunyan
Keunikannya adalah tradisi pemakaman yang tidak dikubur atau pun dikremasi, melainkan hanya diletakan dibawah pohon Taru Menyan. Yapp, Desa Wisata Trunyan, untuk kesini disarankan menggunakan agen tour karena kamu membutuhkan kapal untuk sampai ke Desa ini.
Kalau kamu berpikir apakah jenazahnya akan membau, jawabannya tidak. Pohon Taru Menyan akan menghilangkan bau pembusukan dari jenazah. Disini juga terdapat beberapa aturan yang harus kamu patuhi seperti tidak berbicara sembarangan dan tidak mengambil barang apa pun yang ada di Taru Menyan.
3. Desa Sidetapa
Sidetapa merupakan desa wisata tua yang terletak di ketinggian 450 mdpl. Disini kamu akan melihat rumah adat Bale Gajak Tumpang Salu yang ada sejak tahun 785 masehi. Keunikan dari rumah ini adalah bangunannya yang membelakangi jalan dan temboknya yang terbuat dari tanah.
Rumah adat yang satu ini memiliki beberapa bagian yang disebut Tri Mandala. Setiap bagiannya memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti untuk kegiatan bersembahyang atau kegiatan sehari-hari. Disini kamu akan mempelajari sejarah dari kebudayaan masyarakat setempat.
4. Desa Wisata Jatiluwih
Kalau kamu pernah mendengar tentang subak, sistem pengairan irigasi yang dinobatkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012. Hal tersebut bisa kamu temui di Desa Wisata Jatiluwih. Desa ini juga memiliki varietas padi bali merah lokal yang menjadi salah satu faktor UNESCO menobatkannya sebagai warisan budaya dunia.
Kemenparekraf juga turut mengapresiasi Desa Wisata Jatiluwih karena berhasil melakukan pengembangan berbasis wisata berkelanjutan. Setiap harinya desa wisata yang satu ini bisa menerima sampai 1000 kunjungan wisatawan. Kamu bisa berfoto-foto dengan view persawahan yang indah, selain itu terdapat juga wisata air terjun yang bisa kamu kunjungi di Desa ini.
Baca juga: Subak: Sistem Irigasi Sawah yang jadi Warisan Budaya Dunia
5. Desa Tigawasa
Berada di ketinggian 500-700 mdpl, menjadikan Desa Wisata Tigawasa memiliki tanah yang subur. Kamu bisa melihat banyak perkebunan dan sawah yang asri disini. Desa ini merupakan salah satu penghasil kerajinan anyaman bambu di Bali.
Tak hanya alamnya yang indah dan udaranya yang sejuk, desa ini juga memiliki keunikan dalam penguburan jenazahnya. Tidak seperti tradisi Bali pada umumnya yang membakar jenazah, desa ini hanya membungkus jenazah dengan kain batik dan menguburkannya. Tradisi Ngaben tetap dijalankan, namun jenazah tidak dibakar.
6. Desa Wisata Cempaga
Desa Wisata Cempaga memiliki tradisi dan budaya yang sakral, salah satunya tarian tradisional. Beberapa tarian tradisional yang berasal dari Desa Wisata Cempaga adalah Tari Baris, Tari Rejang, Tari jangkang, dan Tari Pendet.
Alamnya yang asri, bersih, serta udara yang sejuk karena berada di dataran tinggi membuat Desa ini menjadi lokasi yang tepat untuk healing dari hiruk-pikuk perkotaan. Kamu juga wajib berkunjung ke Sunset Hill Restaurant yang dikelola oleh BUMDes saat datang kesini. Kamu akan dimanjakan dengan pemandangan laut yang indah sambil menyantap makanan lezat.
7. Desa Tenganan
Salah satu Desa kuno yang ada di Bali dan terletak 65 km dari pusat Kota Denpasar. Desa Wisata Tenganan memiliki keunikan dalam sistem kemasyarakatan yang dikembangkannya. Sistem pernikahan di Desa ini menganut sistem endogami.
Masyarakatnya terikat dalam hukum adat yang sudah ada sejak abad ke-11 dan diperbaharui lagi di tahun 1842. Masyarakat disini mengharuskan untuk menikah dengan sesama warga Desa Tenganan. Apabila melanggar, maka mereka tidak diperbolehkan menjadi warga dari Desa Tenganan lagi.
Keunikan lainnya adalah kerajinan tenun double ikat kain Gringsing. Kata Gringsing memiliki arti “gering” yang berarti sakit dan “sing” yang artinya tidak, secara lengkap dapat diartikan “tidak sakit” atau penolak bala. Kerajinan ini dibuat secara tradisional dengan tenunan tangan dan warna natural yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
8. Desa Wisata Penglipuran
Desa yang satu ini mungkin sudah banyak dikenal para wisatawan, namanya Desa Penglipuran yang berasal dari kata “Pengeling Pura” yang berarti tempat suci untuk mengenang Para Leluhur. Pada tahun 2016 Desa ini pernah dinobatkan sebagai desa terbersih nomor 3 di dunia.
Untuk menjelajahi desa ini kamu harus berjalan kaki, karena Desa ini melarang penggunaan sepeda motor. Tempat sampah juga disediakan setiap 30 meter, tidak heran jika Desa Penglipuran pernah dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia.
Berada di sekitar kaki Gunung Batur, nuansa yang tenang dan asri banyak dicari-cari wisatawan. Terdapat larangan adat yang unik disini, yaitu laki-laki dilarang memiliki istri lebih dari satu. Apabila melanggar maka akan dikucilkan di tempat yang bernama Karang Memadu.
Tata ruang desanya sudah menjadi ikonik desa ini. Biasanya sering terlihat dari foto-foto wisatawan yang datang ke Desa Penglipuran. Untuk datang kesini kamu perlu menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dari Kota Denpasar.
Baca juga: 11 Tempat Makan Keluarga di Bali Ramah Anak dan Nyaman
Desa wisata di Bali berikut bisa kamu masukan dalam list jalan-jalan kamu saat berkunjung ke Bali. Setiap Desa tentunya memiliki keunikannya masing-masing, yang terpenting kamu turut menghargai adat masyarakat setempat saat kamu datang berkunjung.
Pastikan juga untuk mampir ke Pia Agung Bali yang hanya berjarak 10 menit dari Bandara I Gusti Ngurah Rai. Kamu wajib coba oleh-oleh pia khas bali yang pasti bikin nagih sampe gak mau berhenti ngunyah!