Tren Melukat di Bali semakin banyak digandrungi wisatawan. Terlebih lagi banyak artis dan selebgram yang memviralkannya di sosial media. Melukat sebenarnya adalah ritual yang sakral bagi umat Hindu di Bali.
Saat ini Melukat sudah menjadi wisata religi lintas agama. Meskipun sakral, wisatawan sudah bisa merasakan bagaimana menjalani ritual Melukat. Kebudayaan Bali yang kental memang banyak jadi daya tarik bagi wisatawan.
Berikut Pia Agung Bali akan membahas tentang Melukat, tradisi ritual umat Hindu di Bali yang menjadi tren di kalangan wisatawan. Selamat membaca sobat PIAA!
Makna dari Melukat
Istilah Melukat saat ini sedang naik daun. Melukat berasal dari kata ‘sulukat’, ‘su’ yang artinya baik dan ‘lukat’ yang artinya penyucian. Sulukat atau Melukat sendiri merupakan ritual membersihkan/menyucikan diri menggunakan air suci.
Makna dari Melukat adalah pembersihan jiwa dari hal-hal yang negatif. Hal negatif yang dimaksud seperti hawa nafsu, penyakit, perasaan resah, emosi-emosi buruk, dan yang lainnya. Tujuan dari Melukat adalah memperoleh kebaikan atau menjauhkan unsur-unsur negatif seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Baca juga: Hari Raya Nyepi: Mengenal Makna Perayaan Umat Hindu Bali
Ritual Melukat dilakukan dengan membasuh diri menggunakan air suci. Biasanya air suci didapat dari alam seperti sungai, laut, dan mata air. Selain itu air suci juga bisa didapat dari pura, pancuran, hingga air yang dibuat oleh Pendeta Hindu atau Pemangku Adat dirumahnya.
Bagi pemeluk kepercayaan Hindu khususnya di Bali, Melukat merupakan bagian dari tradisi keagamaan yang menjadi medium hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan manusia dengan alam.
Untuk wisatawan, setelah Melukat mereka akan merasakan kesegaran dan ketenangan. Hal tersebut karena sebelum Melukat terdapat rangkaian kegiatan spiritual seperti sembahyang dan merenungkan kisah-kisah alam yang akan membawa suasana syahdu kepada wisatawan.
Tren Melukat di Bali
Tradisi Melukat di Bali sebenarnya dapat dilihat dari dua sisi. Pertama dapat dipandang sebagai kegiatan religi bagi pemeluk kepercayaan Hindu, yang kedua bagi wisatawan dapat dilihat sebagai wisata spiritual lintas agama.
Salah satu faktor yang membuat Melukat menjadi tren yang naik daun, juga karena terdapat tren bernama “off the beaten track tourism” yang dikenal di kalangan wisatawan. Maksud dari tren tersebut yaitu memiliki tujuan wisata yang berbeda. Apabila biasanya wisatawan ke Bali untuk ke pantai dan menonton kecak, sekarang berubah menjadi ke air terjun atau mencoba tradisi Melukat.
Sebenarnya Melukat tidak hanya sekedar membersihkan diri dengan air suci, tetapi Melukat menjadi salah satu alternatif untuk berwisata mengunjungi tempat-tempat keramat nan unik dengan cara yang berbeda.
Melukat di kalangan wisatawan sudah dikenal sejak tahun 2008. Lebih tepatnya saat Pura Tirta Empul mulai dibuka untuk umum, yang sekarang menjadi tempat paling banyak dikunjungi untuk Melukat. Pada tahun 2019 sebelum covid-19 muncul, lebih dari 900 ribu wisatawan berkunjung ke Pura Tirta Empul.
Baca juga: Kain Poleng Bali, Arti Saput Poleng Motif Hitam Putih
Jenis-jenis Melukat di Bali
Ritual Melukat biasanya dilakukan di tempat-tempat bersejarah seperti tempat pemandian, pura, atau laut. Terdapat tujuh jenis Melukat dengan kegunaannya masing-masing, diantaranya:
- Melukat Astapungku, bertujuan untuk menyucikan dan membersihkan malapetaka akibat dari hari kelahiran dan Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas) yang tak seimbang.
- Melukat Surya Yomana, bertujuan untuk melepaskan kotoran dan noda pada bayi.
- Melukat Gni Ngelayang, bertujuan untuk mengobati penyakit.
- Melukat Prabu, bertujuan untuk memohon supaya para pemimpin diberikan kemakmuran.
- Melukat Gomana, bertujuan untuk penebusan Oton atau hari kelahiran.
- Melukat Semarebada, bertujuan untuk menyucikan Sang Kama Ratih dan Sang Kama Jaya dari segala noda pada upacara perkawinan.
- Melukat Nawa Ratna, bisa dibilang memiliki tujuan yang sama dengan Melukat Prabu.
Aturan Mengikuti Ritual Melukat
Terdapat beberapa aturan yang perlu kamu ketahui sebelum mengikuti ritual Melukat. Aturan tersebut berkaitan dengan kesakralan upacara, kepercayaan, dan sebagai bentuk saling menghormati antar umat. Beberapa aturan tersebut diantaranya:
- Pada beberapa tempat Melukat akan ada larangan tersendiri yang ditulis di sekitar area. Penting untuk kamu mengetahui dan mematuhi aturan tersebut sebelum mengikuti ritual Melukat.
- Dilarang bagi perempuan yang sedang haid untuk mengikuti ritual Melukat demi menjaga kesucian upacara.
- Wajib untuk menghargai kebiasaan dan kebudayaan lokal. Misal, mengikuti setiap rangkaian dengan baik dan turut menggunakan sesajen.
- Menjaga lisan dari ucapan yang tidak baik.
- Tidak diperkenankan menggunakan pakaian yang tidak sopan. Biasanya pihak penyedia wisata akan menyiapkan atribut pakaian khas bali untuk Melukat.
Baca juga: Memahami Makna Banten, Sesajen Sarana Upacara Umat Hindu
Tren Melukat di Bali yang sedang naik daun saat ini, merupakan hasil kreativitas dari masyarakat Bali yang memadukan tren “off the beaten track tourism” dengan tradisi budaya bali.
Pariwisata dan kebudayaan bali bersifat mutual. Wisatawan mendapatkan pengalaman unik nan menyenangkan, sedangkan pengelola mendapatkan pemasukan untuk mengurus lokasi dan penghidupan.